Pembenihan ikan mas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Ikan Mas
2.3.1. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Mas
            Klasifikasi ikan Mas Cyprinus carpio menurut Amri dan Khairuman 2008 yaitu sebagai berikut:
Filum: Chordata
            Kelas: Osteichthyes
            Ordo: Cypriniformes
            Famili: Cyprinidae
            Genus: Cyprinus
            Spesies: Cyprinus carpio
Ikan mas mempunyai ciri-ciri antara lain bentuk badan yang agak memanjang pipih kesamping (terkompresi), mulut berada di ujung tengah (terminal) dapat disembulkan dan lunak, memiliki kumis (barbel) dua pasang, kadang-kadang mempunyai sungut dua pasang, jari- jari sirip punggung (dorsal) yang kedua mengeras seperti gergaji. Sedangkan letak antara kedua sirip punggung dan perut bersebrangan, sirip dada terletak dibelakang tutup insang (operculum). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi.Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (gigi faring) sebanyak tiga baris geraham (Pribadi dkk, 2002).
Ikan Mas (Cyprinus carpio L) menemukan tempat hidup berupa perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Ikan ini hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan suhu berkisar antara 25-300C. Meskipun tergolong ikan tawar, Ikan Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai dengan salinitas 25-30 ppt. Jika dilihat dari kebiasaan makannya, Ikan Mas tergolong ikan omnivora, karena ikan ini merupakan ikan yang dapat melayani berbagai jenis makan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Meskipun demikian, pakan utama adalah yang berasal dari tumbuhan di dasar perairan dan daerah tepian. 
(Amri dan Khairuman, 2002).
2.3.2. Induk Ikan Mas
            Ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan, dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak. Sedangkan ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin yaitu mudah mengeluarkan sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), naluri gerakkannya lincah, postur tubuh dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap, lubang urogenital agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras . Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990 dalam Gusrina, 2008).
2.3.3. Reproduksi Ikan Mas
            Reproduksi pada ikan pengawasan oleh makanan pituitari yaitu hipotalamus, hipofisis - gonad, hal tersebut dapat dilihat oleh pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang mendukung hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981).
Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan dengan ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga sintasan rendah. Malah ikan memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan sekolah pada setiap jenis hewan yang berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya (Fujaya, 2004).
Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
1.      Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon).
2.      Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam.
3.      Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara langsung dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).
Menurut gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat:
1.      Telur membesar.
2.      Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekan sel telur keluar.
3.      Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan terbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam dinding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang kontraksi aktif dari folikel).
Telur ikan banyak mengandung kuning telur yang mengumpul pada suatu kutub, telur yang demikian dinamakan telolechital .warna telur ikan mas transparan dan bersifat demersal (diatur di dasar perairan) dengan diameter untuk berkisar antara 0,8 mm -1,2 mm (santoso , 1993).
Waktu laten merupakam waktu yang dibutuhkan dari penyuntikan kedua sampai ikan ovulasi (menit) inseks ovisomatik merupakan jumlah telur yang berhasil diovulasikan, ovulasi dilakukan dengan penimbangan induk ikan sebelum memijah dan penimbangan induk ikan yang sudah memijah (harjatmulia, 1987).


2.3.4. Pemeliharaan Larva
Larva ikan mas dilepas atau dipelihara dalam kolam pendederan maka selanjutnnya dilakukan tahap pemeliharaan dan perawatan antara lain dengan bantuan udara masuk dan keluar udara, jangan sampai ada kebocoran pada kolam yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Padat tebar telur untuk penetasan yaitu 10.000-20.000 butir / m² kakaban. Air kolam renang diatur sedemikian rupa jangan sampai kolam mengalami kekeringan atau kelebihan air. Tahap berikutnya memberikan pakan berupa dedak halus yang sebelumnya dedak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan udara dan diberikan secara merata disekelilingnya kolam ada pula pakan alami yang banyak macamnya, yaitu Rotifera, Daphnia, Moina dan Branchionus. Waktu pemberian pakan tersebut dilakukan pada waktu pagi atau sore hari selama satu minggu (Bachtiar, 2002).
Minggu kedua ikan baru bisa diberi pakan dedak halus ditaburkan disekeliling kolam tanpa dibasahi lagi, pada minggu kedua dan ketiga bisa juga diberikan makanan tambahan berupa pellet tapi pellet tersebut harus dihancurkan atau ditumbuk sampai halus dan ditebarkan secara merata, serta harus memperhatikan lingkungan sekitar kolam agar usaha pemeliharaan benih ikan mas tidak mengalami kegagalan. Setelah umur benih tiga minggu (21 hari) dapat dilakukan panen pertama dengan ukuran sekitar 1-3 cm dan bisa dilanjutkan dengan pemeliharaan benih untuk menjadi ukuran 3-5 cm (http://budidaya usaha.blogspot.com, 2013).
Frekuensi pemberian pakan adalah jumlah pemberian pakan persatuan waktu, misalnya dalam satu hari pakan diberikan tiga kali .pada ukuran larva frekuensi pemberian pakan harus tinggi karena laju pengosongan lambungnya lebih cepat, dan dengan semakin besarnya ukuran ikan yang dipelihara maka frekuensi pemberian pakanya semakin jarang. Laju evakuasi pakan didalam lambung atau pengosongan lambung ini tergantung pada ukuran dan jenis ikan kultur, serta suhu air. Untuk ikan mas, pemberian pakan berupa pakan alami. Pakan ini diberikan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore ( soetomo ,1987 ).
2.3.5. Kualitas Air
            Kualitas air merupakan faktor pembatas dalam lingkungan budidaya ,karena berpengaruh terhadap kelangsungan hidup maupun produksi ikan secara tidak langsung mempengaruhi nafsu makan ikan ,sehingga mempengaruhi pertumbuhan ikan mas .oleh karena itu ,kondisi optimal baik kualitas maupun kuantitasnya harus tetap terjaga .kualitas air yang kurang baik mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat .beberapa parameter yang dapat merubah kualitas air antara lain oksigen terlarut ,suhu,ph,dan kehadiran senyawa senyawa beracun ( amoniak ). Hal tersebut dapat diakibtkan dari hasil proses metabolisme organisme akuatik,penumpukan senyawa senyawa organik dan anorganik dari jasad organisme akuatik yang telah mati atau penumpukan sisa sisa pelet ( zonneveld, 1991 ) .
Menurut Heckling (1971), faktor yang mempengaruhi organisme air adalah parameter kualitas air seperti : suhu, oksigen terlarut dan CO2 bebas. Ikan sebagai organisme yang hidup di air sangat tergantung pada kualitas air pada batas toleransi yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan secara normal kisaran batas-batas yang masih dapat ditoleransi sebagai berikut ; O2 terlarut 3 - 8 ppm, nilai optimumnya 5 - 6 ppm, pH 6 - 9 dan suhu 20 - 28 ºC.
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat
            Pelaksanaan KKP (Kuliah Kerja Praktek) dilakukan selama satu bulan terhitung dari tanggal 20 Juli 2016 sampai 20 Agustus 2016. Lokasi KKP (Kuliah Kerja Praktek) yang dilaksanakan di BBI Lukup Badak terletak dikampung Simpang Kelaping Lukup Badak Kecamatan Pegasing, kabupaten Aceh Tengah.

3.2 Alat dan Bahan
            Alat dan Bahan yang digunakan selama KKP (Kuliah Kerja Praktek) berdasrkan kelompok kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Pemijahan Ikan Mas
No.
Alat
Jumlah
Kegunaan
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bak semen
Bak Fiber

Waring
Ember
Serok
Timbangan gantung
Aerator
Kakaban
Timbangan analitik
Plastik
1
3

Secukupnya
3
2
1
3
13
1
1
Untuk tempat pemeliharaan
Untuk tempat pemeliharaan telur ikan
Untuk pembatas dikolam
Untuk tempat pemindahan ikan
Untuk mengambil ikan
Untuk menimbang ikan
Untuk menyuplai oksigen
Untuk tempat penempelan telur
Untuk menimbang telur ikan
Untuk menimbang ikan
No.
Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
2.

3.
Induk ikan mas
Hormon LHRH

Larutan Fisiologis
23 ekor
Secukupnya

secukupnya
Untuk objek pengamatan
Untuk merangsang pengeluaran telur
Untuk pengenceran ovaprim
 3.3.1 Pemijahan Ikan Mas
1.    Persiapan wadah
·         Dibersihkan wadah untuk pemijahan ikan mas
·         Diisi air kedalam kolam pemijahan
·         Dipasang jaring, kemudian diletakkan kakaban diatas jaring
·         Ditutup kolam bak dengan jaring agar ikan tersebut tidak melompat keluar.

2.    Seleksi Induk
·         Diseleksi tingakt kematangan gonad induk dengan meraba bagian perut induk betina
·         Dipilih induk yang sehat dan tidah cacat
·         Dipisahkan induk yang belum siap mijah dari induk yang sudah matang gonad
·         Dilakuakan pemberokan pada induk ikan mas selama 1 hari, pemberokan dilakukan pada wadah yang terpisah antara induk jantan dan betina.
3.    Penyuntikan
·         Ditimbang induk ikan jantan dan induk ikan betina yang sudah matang gonad
·         Diambil larutan hormon LHRH dengan menggunakan alat suntik sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan
·         Diencerkan hormon LHRH dengan menggunakan larutan fisiologis dengan perbandingan 1:!
·         Disuntik ikan dengan ovaprim menggunakan spuit dengan dosis 0,5 cc untuk induk betina dan 0,3 cc untuk induk jantan
·         Diambil ikan betina kemudian disuntik pada bagian sisik ke 3 dipertengahan sirip punggung dengan menggunakan metode intra maskuler
·         Dilakukan penyuntikan dengan kemiringan sudut ±30o
·         Dimasukkan ikan kedalam bak pemijahan
·         Dilakukan pengamatan pemijahan ikan mas yaitu 12-14 jam setelah penyuntikan.
4.    Penetasan Telur
·         Dilakukan pendederan telur keadalam bak fiber yang telah disiapkan dari kolam bak pemijahan
·         Dilakuakn pengamatan penetasan telur pada setiap bak fiber
·         Diamati perkembangan telur.
5.    Pemeliharaan Larva
·         Diamati pertumbuhan larva pada akuarium dan telur menetas menjadi larva selama 2 hari larva tidak diberi pakan, karena larva yang baru menentas masih memiliki kandungan kuning telur sebagai cadangan makanannya
·         Diberi larva pakan alami berupa infosuria
6.    Pemberian Pakan Larva
·         Diberi pakan alami berupa infosuria dan Daphnia pada larva
·         Diberi pakan 3 kali sehari
7.    Pengukuran Kualitas Air
·         Dilakukan pengukuran kualitas air pada setiap bak fiber
·         Diukur kualitas air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.2 Ikan Mas
            Pembenihan ikan mas perlu di lakukan dalam rangkaian proses budidaya perairan tawar karena ketersedian benih di alam yang tidak selalu ada secara terus menerus sementara permintaan konsumen terhadap ikan mas terus meningkat . pembenihan ikan mas relatif mudah dilakukan karena ikan ini dapat memijah secara alami maupun buatan dengan teknik penyuntikan hormone LHRH .penyedian benih bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .
            Salah satu kendala yang dialami BBI lukup badak adalah ketersedian benih yang terbatas .berdasarkan hal tersebut ,maka usaha pembenihan ikan mas yang dilakukan secara berkesinambungan mengingat tingginya permintaan masyarakat terhadap ikan mas yang berkualitas baik sebagai salah satu produk ikan konsumsi perairan tawar .pemijahan ikan di BBI lukup badak dengan cara semi buatan .pemijahan ikan mas semi buatan yaitu pemijahan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alami di kolam .
            Tahapan pemijahan ikan mas yaitu persiapan wadah .wadah dibersihkan dari lumut lumut yang menempel untuk menghilangkan bau amis ,jika wadah pemijahan berbau amis ikan mas tidak mau memijah .selanjutnya seleksi induk ,induk yang digunakan sudah matang gonad memiliki ciri ciri  yaitu bagian perutnya tampak gendut dan tampak menggelambir jika dilihat dari atas .apa bila diraba, perutnya  terasa lembek dan sekitar lubang urogenitalnya tampak memerah dan akan keluar telurnya jika di pijit .induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri ciri yaitu ditandai dengan keluarnya sperma yang berwarna putih jika daerah urogenitalnya dipijit atau di urut,diaerah operculumnya terasa kasar bila di pegang,induk ikan mas yang dipijahkan adalah yang memiliki berat antara 5 kg untuk jantan dan 4 kg untuk betina .
            Tempat pemijahan ikan mas berupa bak yang terbuat dari keramik  , bak  pemijahan tersebut terletak indor dalam hatchery  dan dilengkapi dengan kakaban dan aerasi.pemijahan ikan mas diawali dengan penimbangan induk jantan dan induk betina untuk mengetahui dosis hormon LHRH yang dibutuhkan ikan tersebut ,kemudian penyuntikan hormon LHRH yang dilakukan pada pagi hari sekitar 09 sampai selesai dengan dosis yang sudah dientukan ,yaitu untuk betina dengan dosis 0,4-0,7 ml /kg ,sedangkan untuk induk jantan adalah 0,2 ml/kg selanjutnya ikan mas dimasukan kedalam bak bak pemijahan dengan hati hati ,pemijahan dapat berlangsung selama 12 -14 jam setelah penyuntikan .pemijahan ditandai dengan adanya suara riuh air akibat pasangan yang berpijah saling berkejaran dan berlompatan pada saat pelepasantelur dan sperma .perbandingan pemijahan ikan mas antara jantan dan betina adalah 2:1 hal ini dikarenakan induk jantan lebih kecil  dari induk betina sehingga induk jantan lebih banyak dibandingkan induk betina .
Ikan yang telah memijah kemudian ditimbang lalu dipindahkan kekolam tanah .selanjutnya telur yang terlalu padat dipindahkan kedalam fiber  yang telah disiapkan .kemudian dilakukan penimbangan telur dan pengukuran diameter telur dengan menggambil 10 sampel untuk mengetahui hatching rate ( HR) yaitu daya tetas telur atau jumlah telur yang menetas ,selanjutnya kami jugak mengamati penetasan telur hingga menjadi larva.
Berdasarkan sampel telur yang menetas hanya 75 % .hal ini karena penangganan yang kurang baik dan karna wadah kurang bersih .telur dan kualitas air media inkubasi sangat menentukan keberhasilan proses penetasan telur .kualitas telur yang baik dan didukung oleh kualitas air media yang memadai  dapat membantu kelancaran pembelhan sel dan perkembangan telur untuk mencapai tahap akhir terbentuknya embrio ikan .perkembangan emrio merupakan suatu kelanjutan hasil fertilisasi dari hasil sel telur dan sel sperma yang kemudian setelah dibuahi akan mengalami proses pembentukan pola pola pembelahan telur yang disebut cleave .sel telur membelah secara berturut turut hingga mencapai fase diferensiasi menjadi bentuk dewasa pada tahap organogenesis. Pertumbuhan menjadi sistem organ menjadi komplek dan saling tergantung merupakan suatu hal yang terinci dalam sistem biologis yang semuanya akan termodifikasi secara sempurna.
Perawatan larva ikan mas yang telah menyimpan kepadatan larva pada setiap pemeliharaan jika larva terlalu padat didederkan keakuarium yang telah dipersiapkan, kemudian dilakukan penyiponan pada pemeliharaan yang kotor dan pengisian udara sebanyak 2 cm setelah penyiponan. Larva ikan yang diberi pakan alami yaitu pagi, siang, dan sore hari, pakan yang diberikan berupa infosuria pengukuran kualitas udara pada pagi dan sore hari.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer