tingkah laku ikan nila dengan cahaya yang berbeda
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Cahaya
lampu merupakan suatu bentuk alat bantu secara optik yang digunakan untuk
menarik dan mengkonsentrasikan ikan, kegunaan cahaya lampu dalam metode
penangkapan ikan adalah untuk menarik ikan menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi
dan mudah ditangkap, menggunakan cahaya lampu yang relatif banyak jumlahnya
dengan intensitas yang tinggi dalam
operasi penangkapanya. Anggapan tersebut tidak benar, karena masing-masing ikan
mempunyai respon terhadap besarnya intensitas cahaya yang berbeda-beda.
Tingkah
laku ikan sangat dipengaruhi oleh cara ikan beradaptasi dengan lingkungannya.
Tingkah laku tersebut diwujudkan dalam bentuk gerakan tubuh baik dari dalam
maupun dari luar tubuh ikan. Salah satu organ yang berperan dalam membentuk
tingkah laku ikan terhadap lingkungan adalah mata. Organ mata pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu bekerja dengan pengaruh cahaya, yang
membedakan adalah ada mata yang peka terhadap cahaya terang ada pula mata yang
peka terhadap cahaya gelap. Kedua sifat ini berkaitan dengan waktu keaktifan
ikan.
Secara
umum respon ikan terhadap sumber cahaya dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu bersifat phototaxis negatif dan phototaxis positif, tingkat gerombolan
ikan dan ketertarikan ikan pada sumber cahaya bervariasi anatar jenis ikan.
Perbedaan tersebut secara umum disebabkan karena perbedaan faktor phylogenetik
dan ekologi, selain juga oleh karakteristik fisik sumber cahaya khususnya
tingkat intensitas dan panjang gelombangnya
1.2.Tujuan
praktikum
Tujuan
dari praktikum tingkah laku ikan yaitu untuk mengetahui respon ikan nila
terhadap cahaya dan bagaimana tingkah laku dari ikan nila tersebut terhadap
cahaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Saanin (1968), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai
berikut:
Filum
: Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas
: Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis
niloticus
Tingkah
laku ikan sangat dipengaruhi oleh cara ikan beradaptasi dengan lingkungannya.
Tingkah laku tersebut diwujudkan dalam bentuk gerakan tubuh baik dari dalam
maupun dari luar tubuh ikan. Salah satu organ yang berperan dalam membentuk
tingkah laku ikan terhadap lingkungan adalah mata. Organ mata pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu bekerja dengan pengaruh cahaya, yang
membedakan adalah ada mata yang peka terhadap cahaya terang ada pula mata yang
peka terhadap cahaya gelap. Kedua sifat ini berkaitan dengan waktu keaktifan
ikan. Ikan yang peka terhadap cahaya terang cenderung aktif bergerak di siang
hari dan disebut ikan diurnal, sedangkan ikan yang peka terhadap cahaya gelap
disebut ikan nocturnal karena ikan ini aktif bergerak di malam hari (Fujaya,
2004).
Ketajaman
penglihatan pada organisme akan sulit untuk di tentukan. Pada ikan, ketajaman
penglihatan dapat di ukur dengan tiga metode, yaitu metode tingkah laku ikan,
fisiologi dan histology. Teknik histology atau analisis mikroteknik sangat
dibutuhkan untuk mata kuliah tingkah laku ikan, selain hanya mengetahui
kebiasaan ikan-ikan tersebut di perairan (Aristi, 2010).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Tingkah Laku Ikan
dilakukan pada hari selasa, tanggal 13 – Juni - 2016 yang dimulai dari jam
10.00 WIB s/d selesai. Praktikum dilaksanakan diLaboraturium basah Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas syiah Kuala.
3.2
Alat dan Bahan
Alat
dan Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah :
Tabel
3.1. Alat yang digunakan
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Akuarium
Solatip
Bola
Lampu Merah
Bola
Lampu Biru
Bola
Lampu Kuning
Kamera
Termometer
Aerator
Wayer
Gunting /
Cutter
|
3 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
2 meter
1 unit
|
Untuk wadah biota
Untuk perekat
Untuk sumber cahaya
Untuk sumber cahaya
Untuk sumber cahaya
Untuk dokumentasi
Untuk mengukur suhu
Untuk menyuplai oksigen
Untuk menghubungkan arus listrik
Untuk menggunting /
memotong
|
Tabel
3.2. Bahan yang digunakan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
2.
|
Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Air
|
9 ekor
Secukupnya
|
Biota bahan uji
Media uji
|
3.3 Cara Kerja
Cara
kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan
wadah akuarium sebanyak 3 unit dengan ukuran yang sama.
2. Dicuci
akuarium tersebut hingga bersih.
3. Dimasukkan
air secukupnya kedalam akuarium.
4. Dirangkai
lampu merah, lampu biru dan lampu kuning memanjang dengan rankaian listrik
sistem paralel.
5. Dibalut
akuarium dengan plastik berwanna hitam hingaa semua permukaan akuarium
tertutupi hingga tidak ada cahaya yang masuk.
6. Dilubangi
bagian plastik disisi akuarium untuk mempermudah melakukan pengamatan.
7. Dimasukkan
ikan Nila kedalam akuarium masing-masing akuarium terdapat 3 ekor ikan patin.
8. Dimasukkan lampu yang sudah dirangkai kedalam
akuarium, masing-masing akuarium terdapat 1 bola lampu.
9. Diamati
tingkah laku ikan selama 30 menit.
10. Dicatat
hasilnya.
BAB
IV
HASIL
DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
Hasil dari praktikum tingkah laku ikan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.1. hasil pengamatan tingkah laku
ikan nila terhadap cahaya lampu.
Wadah
|
Sebelum perlakuan
|
Setelah perlakuan
|
Wadah 1
|
Ø
Bukaan overkulum terjadi lebih cepat.
Ø
Pergerakan ikan tidak terlalu lincah.
Ø
Ikan lebih suka menyendiri
|
Ø
Pada 10 menit pertama, pergerakan ikan kurang aktif, ikan saling
mengikuti dan bergerombolan, ikan naik ke permukaan, dan ikan mulai aktif
pada menit ke 7.
Ø
Pada 10 menit kedua, pergerakan ikan kurang aktif, ikan berenang ke
permukaan, bukaan overkulum normal, ikan tidak bergerombol lagi dan mulai
mendakati cahaya.
Ø
Pada 10 menit terakhir, ikan bergerombol, bukaan overkulum normal dan
ikan berenang mendekati cahaya.
|
Wadah 2
|
Ø
Ikan tidak aktif bergerak
Ø
|
Ø
Pada 10 menit pertama, pergerakan ikan tidak aktif, ikan berada di
dasar akuarium, dan beberapa menit ikan naik kepermukaan untuk mengambil
udara.
Ø
Pada 10 menit kedua, ikan lebih sering berada di permukaan, pergerakan
mulai aktif.
Ø
Pada menit ketiga, ikan lebih aktif bergerak.
|
Wadah 3
|
Ø
Ikan berada di dasar akuarium
Ø
Ikan berenang tidak aktif
Ø
Berenang bergerombol
Ø
Ikan berenang mendekati batu aerasi
|
Ø
Ikan berenang di dasar akuarium
Ø
Ikan berenang lambat.
|
Tabel 4.2 pengukuran suhu
Perlakuan
|
Wadah I
(Lampu merah)
|
Wadah II
(Lampu kuning)
|
Wadah III
(Lampu biru)
|
Suhu Awal
|
28 oC
|
28oC
|
27oC
|
Suhu Akhir
|
29 oC
|
29oC
|
28oC
|
4.2 Pembahasan
Perbedaan intensitas cahaya dan warna lampu menyebabkan
respons yang berbeda pada ikan nila. Hal ini dikarenakan bahwa respons ikan
nila sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk hingga ke dasar
akuarium. Semakin kuat intensitasnya akan menyebabkan respons ikan semakin
tinggi yang ditunjukkan oleh banyaknya ikan yang berkumpul di bawah lampu yang dinyalakan.
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah didapatkan
bahwa pada perlakuan satu yang diberikan lampu warna merah pada 10 menit
pertama dapat dilihat bahwa respon ikan nila terhadap cahaya masih kurang
dikarenakan ikan masih beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sedangkan pada
10 menit kedua ikan mulai mendekati cahaya tapi pendekatannya tidak
bergerombol. Sedangkan pada 10 menit ketiga pergerakan ikan bergerombol
medekati cahaya hal ini menunjukkan bahwa respon ikan nila terhadap lampu merah
tidak stabil.
Tingkah laku ikan nila pada wadah kedua yang diberikan
cahaya lampu kuning yaitu pergerakan ikan tidak aktif, ikan berada di dasar
akuarium, dan beberapa menit ikan naik kepermukaan, pada 10 menit pertama.
Sedangkan pada 10 menit kedua ikan lebih sering berada di permukaan, pergerakan
mulai aktif. Sedangkan pada 10 menit ketiga ikan lebih aktif bergerak. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan nila bersifat phototaxis negatif.
Tingkah laku ikan nila pada wadah ketiga yang diberi
lambu warna biru yaitu ikan nila banyak berdiam didasar aquarium dan pergerakannya
tidak aktif. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sensitivitas yang tinggi
terhadap cahaya biru. Perbedaan tingkah laku yang diperoleh dari ketiga wadah
ini berbeda. Hal ini dikarenakan penggunaan warna lampu yang berbeda di
aquarium memberikan pengaruh yang signifikan. Perbedaan warna lampu akan
direspon dengan cara yang berbeda oleh ikan nila.
Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui peningkatan
suhu yang disebabkan oleh cahaya lampu. Peningkatan suhu juga berpengaruh pada
tingkah laku ikan. Hasil pengukuruan suhu yang diperoleh sebelum perlakuan
yaitu 28oC pada wadah 1, 28oC pada wadah 2, 27oC
pada ke 3. Sedangkan setelah 10 menit pertama perlakuan diperoleh hasil 29oC
pada wadah 1, 29oC pada wadah 2 dan 28oC pada wadah 3.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Ikan nila bersifat phototaxis negatif.
2.
Respon ikan nila terhadap cahaya merah
kurang baik.
3.
Respon ikan nila terhadap cahaya warna
kuning sangat baik.
5.2 Saran
Kritik dan saran dari asisten sangat diharapkan supaya
kedepannya dpat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan
DAFTAR
PUSTAKA
Aristi,
Dian P. F, Ari Purbayanto, Mulyono Baskoro, Takafumi Arimoto. 2010. Ketajaman Penglihatan Ikan Juwi. Buletin
PSP volume XI nomor 1 April. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hlm 43-51.
Fujaya,
Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan, Dasar
Pengembangan Teknologi Perikanan. Kerjasama Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Hassanudin dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 204 hlm.
Saanin,
H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi
Ikan. Bina Tjipta. Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Wadah
Akuarium 3 Gambar 2.
Wadah Akuarium 2
Gambar 3. Wadah
Akuarium 1 Gambar 4.
Pengukuran Suhu.
Gambar 5.
Pengamatan Akuarium
Komentar
Posting Komentar