pembesaran ikan lele
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Ikan
Lele merupakan keluarga cat fish, yang
termasuk dalam jenis ini diantaranya yaitu lele lokal, lele dumbo, lele
sangkuriang dan lele phyton. Lele banyak terdapat di perairan umum seperti
sungai, rawa, waduk, dan genangan air lainnya. Bentuk tubuh lele adalah gilig
(silindris) memanjang, berkepala gepeng meruncing, dan di dekat mulutnya
ditumbuhi dengan 4 pasang kumis yang kaku memanjang. Kulit tubuh lele licin,
tidak bersisik, dan berwarna kehitaman.
Budidaya
lele berkembang pesat dikarenakan:
1. Dapat
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2. Teknologi
budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat.
3. Pemasarannya relatif mudah dan
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya
lele pada lahan kering (lelaki) merupakan kegiatan budidaya ikan yang potensial untuk dkembangkan di Kabupaten
Sambas, karena teknologi budidaya ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan air terbatas dan menggunakan kolam sederhana
yang terbuat dari terpal.Kelebihan dari pembuatan kolam dari terpal antara lain
tidak membutuhkan biaya yang mahal dan bahan-bahan pembuatannya mudah
diperoleh. Dengan telah dikenalnya teknologi budidaya lele pada lahan kering
(menggunakan kolam terpal), masyarakat dapat memulai usaha budidaya ikan lele
dengan modal yang tidak begitu besar, teknologi budidayanya sederhana dan waktu
pemeliharaannya relatif singkat.
1.2.Tujuan
praktikum
Tujuan
dilakukannya praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui bentuk dan metode pembuatan kolam pembesaran.
2. Untuk
mengetahui besarnya keuntungan dari usaha pembesaran ikan lele.
3. Untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pembesaran ikan lele.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Kelas
: Pisces
Subkelas :
Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Claridae
Genus
: Clarias
Spesies :
Clarias gariepinus
Gambar 2.1 Klasifikasi ikan lele
Ikan lele (Clarias
gariepinus)merupakan salah satu komoditas air tawar ekonomis penting dan sudah
lama dibudidayakan, serta cukup digemari masyarakat. Ikan lele yang sudah
banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus).
Lele dumbo walaupun bukan dari perairan Indonesia, namun telah merebut pamor
ikan lele lokal karena mempunyai keunggulan yang kompetatif (Prihartono et al.,
2005).
Secara morfologi, ikan Lele memiliki
kulit tubuh yang licin, berlendir dan tidak bersisik. Jika terkena sinar
matahari warna tubuh lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna
tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti moziak hitam-putih. Mulut lebar, memiliki
3 buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur
(Khairuman dan Khairul Amri, 2002).
Habitat atau lingkungan hidup ikan
lele sangkuriang adalah air tawar, meskipun air yang terbaik untuk memelihara
lele sangkuriang adalah air sungai, air saluran irigasi, air tanah dari mata
air maupun air sumur. Tetapi lele angkuriang relatif tahan terhadap kondisi air
yang menurut kehidupan ikan dinilai kurang baik. Lele sangkuriang juga dapat
hidup dengan padat tebar yang tinggi maupun dalam kolam yang kadar oksigennya
rendah, karena ikan lele sangkuriang mempunyai alat pernafasan tambahanyang
disebut dengan labirin yang memungkinkan lele sangkuriang mengambil oksigen
langsung dari udara untuk pernafasan (Himawan, 2008).
Usaha pembesaran lele sangkuriang
merupakan kegiatan lanjutan dari pembesaran benih ikan lele sangkuriang yang
bertujuan untuk menghasilkan lele konsumsi dengan ukuran 8-10 ekor per kg.
Kesuksesan pembesaran lele sangat tergantung pada kualitas benih. Mutu benih
yang rendah dapat mengakibatkan hasil panen yang tidak maksimal (Gunawan,2009).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilakukan pembesaran
ikan lele yaitu dimulai pada Februari sampai dengan Juni 2016 bertempat
dikediaman Fahmi Khusaini Saragih Di Kaju Gampong Cot Paya, Aceh Besar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada
praktikum pembesaran yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat yang digunakan
No
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Kayu
|
Secukupnya
|
2
|
Terpal
|
Secukupnya
|
3
|
Paku
|
Secukupnya
|
4
|
Palu
|
Secukupnya
|
5
|
Selang Air
|
Secukupnya
|
6
|
Aerator
|
2 buah
|
7
|
Serbuk Kayu
|
Secukupnya
|
8
|
Pipa
|
2 meter
|
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Benih Ikan Lele
(Clarias sp.)
|
300 ekor
|
2
|
Air Tawar
|
Seperlunya
|
3
|
Pakan
|
20110 g
|
3.1
Cara
kerja
Cara kerja yang
dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut
1. Benih
ikan lele dimasukkan kedalam kolam terpal dengar ukuran 2m x 4m x 80 cm.
2. Diberikan
pakan dengan acuan yang cukup yaitu 5% dari bobot tubuh.
3. Dijaga
kualitas air agar ikan tetap dapat berkembang dengan baik
4. Diamati
pertumbuhan dan perkembangan bobot tubuh dan panjang tubuh ikan
5. Dicatat
hasilnya perminggu sampai dengan masa pemanenan.
3.2
Analisa
Data
Analisa data pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Pertambahan
Bobot
Pertambahan bobot = BakBaw
3.4.2 Laju
Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian
3.4.3 Laju
Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan
spesifik
3.4.4 Ratio
Konversi Pakan
Ratio konversi pakan
3.4.5 Efesiensi
Pakan
Efesiensi pakan
3.4.6 Presentase
Kelangsungan Hidup
Presentase kelangsingan
hidup
3.4.7 Harga
BEP
Harga BEP
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pertumbuhan Mingguan
Minggu-
|
Berat (W)
|
Panjang (Tl)
|
Pertambahan Berat
|
Pertambahan Panjang
|
0
|
1.1 g
|
3.1 cm
|
-
|
-
|
1
|
5.1 g
|
5.9 cm
|
4 g
|
2.8 cm
|
2
|
6.1 g
|
6.9 cm
|
1 g
|
1 cm
|
3
|
6.6 g
|
9.2 cm
|
0.5 g
|
2.3 cm
|
4
|
12.0 g
|
11.4 cm
|
5.4 g
|
2.2 cm
|
5
|
17.5 g
|
13.2 cm
|
5.5 g
|
1.8 cm
|
6
|
20.8 g
|
13.8 cm
|
3.3 g
|
0.6 cm
|
7
|
28.8 g
|
16.3 cm
|
8 g
|
2.5 cm
|
8
|
34.2 g
|
16.9 cm
|
5.4 g
|
0.6 cm
|
9
|
35.5 g
|
17.4 cm
|
1.3 g
|
0.5 cm
|
10
|
50.1 g
|
19.5 cm
|
14.6 g
|
2.1 cm
|
11
|
72.6 g
|
21.0 cm
|
22.5 g
|
1.5 cm
|
12
|
95.3 g
|
22.9 cm
|
22.7 g
|
1.9 cm
|
Tabel 4.2 Kualitas
Air
Minggu-
|
Do
|
Ph
|
Suhu
|
0
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
3
|
2.8 PPM
|
8.2
|
34° C
|
4
|
2.5 PPM
|
7.1
|
29° C
|
5
|
2.5 PPM
|
7.4
|
29° C
|
6
|
2.1 PPM
|
7
|
29° C
|
7
|
2.4 PPM
|
7.1
|
28° C
|
8
|
2.6 PPM
|
7.1
|
28° C
|
9
|
2.6 PPM
|
7.2
|
28° C
|
10
|
2.6 PPM
|
7.7
|
30° C
|
11
|
2.5 PPM
|
7.7
|
30° C
|
12
|
2.6 PPM
|
7.8
|
30° C
|
Tabel 4.3 Laju
Pertumbuhan
pertambahan bobot
|
pertambahan panjang
|
LPH
|
LPS
|
RKP
|
EP
|
SR
|
|
94.2 gr
|
19.8 cm
|
1.03
|
0.83
|
1.19
|
91%
|
||
4.1.1 BEP (Break Even Poin)
1. Biaya Tetap
Tabel 4.4 Biaya Tetap Teknik Pembesaran
Bahan/alat
|
Volume
|
Harga (Rp)
|
Harga Biaya per 3 kali produksi (Rp)
|
Terpal
|
1 buah
|
144,000
|
48,000
|
Kayu dan bambu
|
1 paket kerangka kolam
|
100,000
|
33,000
|
Paku
|
1,5 kg
|
15,000
|
5,000
|
Jumlah
|
Rp 86,000
|
2. Biaya Variable/Tidak Tetap Teknik
Pembesaran Ikan
Tabel 4.5 Biaya variable/tidak tetap teknik pembesaran ikan
Bahan/alat
|
Volume
|
Harga(Rp)
|
Pakan
|
20.1 kg
|
321,000
|
Listik
|
10,000
|
|
Benih ikan lele
|
300 ekor
|
90,000
|
Jumlah
|
Rp 421,000
|
3
Volume Total Panen Ikan
Volume total panen ikan adalah 24 kg dan jumlah biaya adalah Rp86,000+Rp
421,000 = Rp 507,000
Jadi, BEP = Jumlah biaya tetap dan variabel / Volume panen
BEP =
(Rp 507.000)/(24 kg)
BEP = Rp21.000/kg
4.2 Pembahasan
4.2.1. Persiapan wadah
Praktikum
pembesaran ikan lele dilakukan dikolam terpal dengan panjang 4 meter lebar 2
meter dan tingginya 80 cm. Pembuatan kolam terpal sangat mudah dilakukan
apabila alat-alat yang digunakan sudah dipersiapkan seblumnya. Alat-alat yang
diguna untuk pembuatan kolam terpal yaitu terpal, kayu, paku, dan bambu.
Sebelum dilakukan pembuatan kolam, yang perlu dilakukan pertama yaitu pemilihan
lokasi dan pembersihan lokasi. Pemilihan lokasi pembuatan kolam terpal dan
pembersihannya sangat penting dilakukan karena sangat mempengaruhi proses
pembesaran ikan lele. Pada saat pemilihan lokasi yang perlu diperhatikan yaitu
sumber air dan tata letak atau bidang tanah yang akan dibuat kolam terpal.
Bidang tanah nya tidak terlalu miring. Pembersihan yang perlu dilakukan yaitu
membersihkan rumput-rumput dan benda-benda kasar lainnya yang dapat membuat
kolam terpal bocor.
Kolam
pembesaran ikan lele yang dibuat yaitu berbentuk segi panjang dan ditanjam
didasar tanah, setelah itu dipasang kayu atau bambu dipinggirnya supaya kuat
menahan tekanan air didalam kolam tersebut. Sebelum dilakukan pemasangan terpal
perlu dilakukan pemasangan alas, pemasangan alas dapat berupa ilalang, spanduk
bekas atau jenis lainnya. Pemasangan alas ini dilakukan supaya terpal yang
dipasang di mudah bocor. Setelah dipasang terpal maka dibuat saluran pembuangan
dan anti banjir. Saluran pembuangan ini dibuat supaya mempermudah melakukan
pengeringan kolam pada saat panen. Sedangkan anti bancir dibuat supaya pada
saat hujan terjadi air didalam kolam tidak meluap sehingga ketinggian air kolam
terjaga. Air yang dimasukkan kedalam kolam terpal terlebih dahulu diendapkan
2-3 hari. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan residu atau partikel-partikel
yang terkandung dalam terpal. Dibiarkan selama 1 hari setelah itu baru
dilakukan pemasukan air kolam untuk pemeliharaan.
4.2.2. Penebaran benih ikan lele
Penebaran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari agar suhunya tidak
terlalu panas. Sebelum ditebar kekolam, benih ikan terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi
(penyesuaian suhu). dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit ke
dalam wadah pengangkutan benih. Benih yang sudah ter aklimatisasi akan dengan
sendirinya keluar dari wadahnya. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut di
laksanakan di atas permukaan air kolam di mana wadah benih mengapung diatas
air. Jumlah benih yang akan di tebar 100 ekor per meter persegi. Ukuran benih
yang tebar yaitu 3-5 cm dengan berat rata-ratanya yaitu 1 gram. Berat benih
diketahui dari tempat pembelian, pada saat pembelian benih ikan lele dengan
jumlah 300 ekor mempunyai berat 300 gram.
4.2.3. Pemeliharaan
Kegiatan
pemeliaharan benih ikan lele yang dilakukan setelah penebaran benih yaitu
pemberian pakan, pengukuran berat dan panjang ikan, greding, menajemen kualitas
air dan pengentrolan hama dan penyakit ikan. Metode pemberian pakan yang
diberikan pada pembesaran ikan lele ini yaitu dengan cara biomassa (berat ikan
× ransum harian). Pakan diberikan 3 kali sehari yaitu pagi jam 10.00 WIB sore
jam 16.00 WIB dan malam jam 23.00 WIB. Selama satu bula pakan yang diberukan
berupa pelet jenis F999. Sebelum diberikan keikan pakannya direndam selama 5
menit. Hal ini dikarenakan bukaan mulut ikan yang masih kecil. Pada bulan kedua
dan ketiga pakan yang diberikan 781-.
Pengukuran panjang dan berat ikan dilakukan selama
seminggu sekali. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan
harian, laju pertumbuhan spesifik, efesiensi pakan, kelangsungan hidup serta
ratio kebutuhan pakan. Laju pertumbuhan harian pada 1.03gr/hari. Sedangkan nilai
laju pertumbuhan spesifik yaitu . Sedangkan nilai efesiensi pakan yaitu 1.19 dengan ratio kebutuhan pakan
yaitu 0.83. Efesiensi pakan yaitu kemampuan ikan dalam mengubah pakan yang
diberikan menjadi daging. Tingkat kelangsungan hidup (SR) yaitu 91%.
Manajemen kualitas air pada kegiatan
pembesaran dilakukan dengan cara pengecekan PH, DO, dan suhu. Berdasarkan pada
hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan pada saat pembesaran ikan lele,
nilai PH paling tinggi yaitu terdapat pada minggu ketiga yaitu 8,2 (sedikit
basa). Hal ini dikarenakan dalam minggu ketiga ada terjadinya hujan sehingga
nila PH nya tinggi. Nilai DO (disolved oksigen) yang diperoleh sedikit rendah dengan
rnilai rata-rata yaitu 2,52 ppm, untuk pemeliharaan ikan lele bisa digunakan
karena ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan tetapi kalau untuk ikan yang
tidak memiliki alat pernafasan tambahan kurang bagus digunakan untuk
pemeliharaan. Nilai suhu yang diperoleh pada hasil praktikum ini menunjukkan
bahwa suhu yang optimum untuk pemeliharaan ikan lele. Tetapi pada minggu ketiga
sedikit lebih tinggi nilai suhunya dikarenakan cuaca yang sedikit lebih panas
sehingga mempengaruhi nilai suhu.
Pencegahan hama dilakukan dengan menutup sepertiga bagian kolam dengan
menggunakan paranet,ilalang,dll. Sedangkan untuk mencegah penyakit yaitu dengan
melakukan manajemen kualitas air. Apabila ada ikan yang terserang penyakit
seperti virus,bakteri dan jamur maka
secepatnya dilakukan penanganan yaitu pengerikan kolam, ikan yang terserang
penyakit dilakukan perendaman dengan MB atau MG. Jenis penyakit yang terserang pada
saat melakukan praktikum pembesaran ikan lele ini yaitu Dropsy. Tindakan yang dilakukan setelah terserang Dropsy yaitu dengan mempuasakan ikan
selama 2 hari. Setelah pemeliharaan 3 bulan baru dilakukan pemanena. Panen
dilakukan dengan cara mengeringkan air kolam sehingga ikannya mudah untuk
ditangkap. Ikan yang diperoleh pada saat panen yaitu 24 kg dengan mortalitas 9
%. Untuk memperoleh ukuran yang seragam pada saat panen maka pada setengah masa
pemeliharaan perlu dilakukan grading.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Luas kolam pembesaran ikan lele yang digunakan yaitu 2×4 meter.
2.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kolam terpal yaitu bambu,kayu
dan terpal.
3.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan.2009.
Anatomi Beberapa Jenis Ikan Ekonomis
Penting Di Indonesia.Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB.
Himawan 2008.
Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba.Jakarta:
Gramedia
Khairuman Dan Khairul Amri. 2002. Budidaya
Lele Dumbo Secara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Kordi.
2010. Panduan Praktis Dan Lengkap
Budidaya Lele Sangkuriang. Galman Publisher. Klatrn.
Komentar
Posting Komentar